PerjalananMikraj Rasulullah. Selesai perjalanan Isra, Rasulullah dan Malaikat Jibril melanjutkan perjalanannya ke Sidratul Muntaha, yakni lapisan langit ke 7. Perjalanan spiritual ini dinamakan dengan Mikraj. Kala itu Jibril memeluk Rasulullah dan mencium bagian kening di antara kedua mata beliau sembari berucap, "Naiklah Muhammad!
Kisahkenabian ini akan membantu mengilustrasikan peta perjalanan seorang hamba untuk kembali kepada Tuhan. Selalu ada pola yang terulang di setiap zaman, dengan bobot dan dimensi yang berbeda. Goodreads Review The Prophet: Kisah Hikmah 25 Nabi Allah
Akhirnya Nabi Daud menyadari akan kesalahannya karena memandang remeh akan ulat tersebut, dan dia sangat takut kepada Allah s.w.t. maka Nabi Daud a.s. pun bertaubat dan menyerahkan diri kepada Allah s.w.t. Begitulah sikap para Nabi a.s. apabila mereka menyadari kesalahan yang telah dilakukan maka dengan segera mereka akan bertaubat dan
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Setiap kita pasti punya perjalanan. Setiap kita juga punya kisah hanya sepenggal kisah. Tentang perjalanan spiritual selama 7 hari bertepatan dengan libur lebaran tahun 2018. Dari Jakarta - Surabaya - Jakarta dengan rute yang berbeda, sekitar km sudah ditempuh. Wisata ziarah ke makam 5 dari 9 wali songo yang ada di tanah dan keluarga akhirnya sampai di puncak pendakian spiritual semalam, tepatnya malam Jumat, 21 Juni 2018 di Makam Sunan Gunung Jati atau dikenal Syarif Hidayatullah, salah satu wali songo yang berdakwah di tanah Jawa bagian barat tepatnya di Cirebon. Di puncak tertinggi area pemakaman Kasepuhan Cirebon di daerah Gunung perjalanan wisata ziarah penuh muatan refleksi dan pembelajaran tentang sejarah dan perjuangan para wali songo dalam menebar ajarannya melalui cara-cata yang baik, santun, dan bijak. Sungguh, bisa menjadi cermin kehidupan manusia zaman memulai wisata ziarah, dengan singgah ke makam 1 Sunan Gresik di Gresik, lalu dilanjutkan ke makam 2 Sunan Ampel di Surabaya, kemudian menyusuri jalur utara ke makam 3 Sunan Bonang di Tuban, berlanjut ke makam 4 Sunan Kalijaga di Demak, dan berpuncak di 5 Sunan Gunung Jati di Cirebon. Lima dari 9 wali songo telah saya "napak tilas". Alhamdulillah. Ada banyak hikmah da pelajaran di dalamnya. Hingga tersisa yang belum saya datangi adalah makam Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Muria, dan Sunan Kudus; 4 anggota wali songo. Insya Allah, jika diberi kesehatan dan kesempatan bisa dilakukan di masa ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah, saya menyebutnya sebagai "puncak pendakian spiritual" kali ini. Puncak, karena memang makam Sunan Gunung Jati terletak di tempat tertinggi, di pintu ke-9 dari undakan yang ada di area pemakaman Kasepuhan Cirebon. Mengapa makam Sunan Gunung Jati menjadi puncak pendakian spiritual? Di samping menjadi kunjungan terakhir dalam perjalanan wisata ziarah saya kali ini, juga mendapat perlakuan dan pengetahuan istimewa di makam Sunan Gunung Jati. Apa pasalnya? Ada beberapa hal alasannya1. Bersyukur, karena saya dibantu kawan semasa kuliah Sdr. Tabroni dan keluarga yang kini guru di Cirebon bisa mendapat "jalur khusus" menuju makam Sunan Gunung Jati yang berada di pintu ke-9 atas relasi dengan Ust. Nanang, salah seorang juru kunci makam. Sungguh, tidak banyak orang yang bisa mencapai persis di sisi makam Sunan Gunung Jati yang sangat sakral dan penuh Patut diketahui, rombongan ribuan umat yang berziarah ke makam Sunan Gunung Jati biasanya hanya bisa sampai di pintu ke-3 saja untuk mengaji atau berdoa sebagai penghormatan terhadap para pendakwah Islam di level wali songo. Karena ada aturan main yang harus dipenuhi dan tidak banyak peziarah bisa sampai ke sisi makam di samping mendapat penjelasan tentang Selama di makam, kami mengaji dan meng-agungkan asma Allah sebagai bagian perjalanan pendakian spiritual untuk mengenal sejarah dan meneladani perjuangan Sunan Gunung Jati di masanya. Sangat bersyukur bisa "bertandang" ke makam ulama atau wali yang telah membangun peradaban Islam yang baik di tanah Untuk diketahui, Makam Sunan Gunung Jati tidak sendiri. Tapi di sampingnya terdapat pula makam Fatahillah panglima perang Batavia dan Nyai Rarasantang atau Syarifah Mudaim Ibu Sunan Gunung Jati yang juga anak dari Prabu Sebagai salah satu wali songo, Sunan Gunung Jati berdakwah dalam banyak hal. Di antara yang menjadi pesannya adalah pentingnya membantu fakir miskin, menjaga shalat harus khusu dan tawadhu, selaku bersyukur, banyak bertaubat, dan jadilah orang hikmah perjalanan spiritual ke makam Sunan Gunung Jati. Pelajarannya, lakukanlah perjalanan agar kita tahu bagaimana cara mencapai tujuan. Lebih baik melakukan perjalanan dengan baik daripada hanya bertekad merebut tujuan atau saja hikmah wisata ziarah ke makam para wali?Tentu ada banyak, tentu berbeda-beda. Tiap orang berbeda niat dan motifnya. Tapi khusus saya dan keluarga hanya untuk napak tilas dan memahami spirit perjuangan para wali di masanya. Ketika ke makam Sunan Kalijaga, hikmahnya "jadilah hamba yang selaku siap untuk menghargai diri sendiri dan orang lain, tekun beribadah kepada Allah, berbakti kepada orang tua, agama, bangsa dan negara, terus mencari ilmu dan jadilah hamba yang mau hidup prihatin atau tidak berlebihan dalam hal apapun. Sosok Sunan Bonang sang pencipta lagu "tombo ati" mencerminkan pentingnya berdakwah dengan menguasai ilmu secara penuh. Jangan berlayar ke lautan bila tak cukup ilmu dan keahlian. Cukup diam bila tak tahu banyak. Kerjakan saja urusan makrifatullah, urusan kita sebagai hamba kepada sang Sunan Ampel. Melalui ajaran "moh limo", beliau pesan agar kita selalu menjaga akhlak dan moral dalam keadaan apapun. Zaman boleh maju, dunia boleh digenggam. Tapi akhlak dan moral baik adalah ke makam Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim, bisa belajar tentang sosok yang santun dalam bergaul dan berbahasa pada siapapun. Ia tahu tiap manusia hakikatnya berbeda tapi itu bukan untuk dipertentangkan. Melainkan tunjukkanlah segala sesuatunya dengan memperlihatkan keindahan dan kabaikan, khususnya menyangkut soal pendakian spiritual ada dan bisa diraih dalam wisata ziarah para wali songo. Intinya, belajar dari para wali songo dan mengambil hikmahnya. Bahwa tiap manudia diingatkan akan pentingnya hidup tetap bijaksana, adil, damai dan penuh toleransi. Karena itulah modal untuk bisa menjadikan diri kita dan peradaban umat menjadi lebih baik ke depannya, seimbang dunia maupun akhira sesuai dengan sejarah memang sesuatu yang telah lalu. Tapi sejarah adalah "jalan" untuk menjadi sekarang. Siapa yang lupa sejarah, maka ia pasti lupa diri. Ziarah wisata 5 dari 9 wali songo, saya menyebutnya "sebuah pendakian spiritual". Alhamdulillah dan salam ciamikk... CatatanPerjalananIdulFitri WisataZiarahWaliSongo
Bahaudin Nur Salim atau yang lebih dikenal dengan Gus Baha dalam ceramahnya seringkali bercerita tentang kisah-kisah para wali, tetapi ada hal yang menarik dari beliau. Beliau lebih banyak bercerita tentang wali bukan karena keramat-keramatnya, akan tetapi beliau bercerita tentang bagaimana para wali berhubungan atau bermunajat dengan Allah suatu ketika beliau bercerita tentang kisah seorang wali yang ahli ibadah dengan mengutip kitab Syarah atas kitab Hikam karangan Ibnu Atha’illah as-Sakandari yang wafat pada tahun 709 hijriyah. kisah para wali“Ada cerita lucu, masyhur itu. Ada seorang wali, tapi tukang hamal pemikul barang. Karena dia seorang wali, setelah dapat makan satu piring, dia merasa cukup, kemudian pulang dia, karena tidak ingin kaya. Setelah itu dia ibadah terus,” cerita Gus ketika wali tersebut bermunajat kepada Allah agar dibeli kemudahan mencari rejeki tanpa harus bekerja keras menjadi buruh pikul, karena dia hanya butuh sedikit harta untuk keperluan ibadah saja. Kemudian, pada suatu waktu si wali tadi mendapat ujian dengan dituduh sebagai pencuri di pasar dan akhirnya ditahan di penjara. Di penjara tersebut, wali tadi mendapat makan setiap pagi dan sore. Kemudian si wali tadi bermunajat.“Ya Allah kenapa jadinya begini. Kemudian mendapat balasan, kan kamu minta rizki tanpa kerja, ya dipenjara itu,” tutur Gus Baha yang disambut gelak tawa para waktu ketika Gus Baha menjadi pembicara di acara Haul Abdul Hamid Pasuran beliau menuturkan kisahnya untuk ingin menjadi wali.“Begini, dulu saya pernah cita-cita jadi wali, karena punya pernah mbah wali yaitu Abdul Hamid. Kecil saya itu sering diajak sowan Mbah Hamid, setelah agak besar kok prosedurnya agak sulit,” dawuh Gus Baha yang membuat para audien kita yang sebelumnya sering mendengarkan atau mengikuti pengajian beliau, beliau selalu guyon ingin menjadi wali, tetapi bisa saja itu bukan guyonan tapi memang keinginan beliau. Ketika beliau sedang satu forum dengan kiai lain, beliau sering mengajak untuk berlomba menjadi wali dengan kiai suatu waktu yaitu dalam acara Haul Ahmad Shiddiq yang merupakan pengajian terakhir beliau di publik sebelum wabah saat ini menjadi parah, beliau menjelaskan mengapa selalu mengampanyekan diri untuk ingin menjadi wali.“Kenapa saya akhir-akhir ini sering gulirkan daftar menjadi wali. Karena saya ini resah, orang sudah ingin dicintai pejabat, dicintai tetangga, dan dicintai teman. Kadang-kadang orang itu lupa untuk ingin dicintai Allah. Makanya meskipun saya guyon, tapi ini amdan sengaja bukan sahwan. Supaya orang punya cita-cita lagi jadi wali, ingin dicintai Allah. Kita ini terlalu lama ingin dicintai mahluk. Mbok yaho naik kelas sedikit, ingin dicintai Allah,” papar Gus Gus Baha sering mengatakan sulitnya menjadi wali, beliau juga memberikan cara mudah menjadi wali melalui sebuah cerita dari kisah Syaikh Abu Yazid al-Bustomi.“Banyak kitab yang menjelaskan bahwa Abu Yazid al-Butomi pernah tanya kepada Allah. Ya Allah, orang hebat seperti saya itu siapa?” cerita Gus Yazid al-Bustomi yang merupakan tokoh sufi yang sudah masyhur sebagai ahli ibadah. Kemudian ada hatif suara tanpa rupa yang merupakan jawaban dari pertanyaan beliau, dan mengatakan bahwa ada orang yang lebih hebat daripada dia, yaitu orang di sebelahnya yang sedang tidur. Kemudian beliau bertanya lagi mengapa orang tersebut lebih hebat dari beliau.“Ini orang sama saya khusnudzon, tau bahwa saya ini Allah baik sekali, makanya ditinggal tidur. Kalau kamu ibadah terus, jadi ada gimananya sama saya disambut gelak tawa jemaah. Kamu jadi wali yang jalur itu saja,” ucap Gus Baha membuat jemaah yang disampaikan dari cerita di atas barangkali tepat untuk kondisi sekarang ini dengan mengutip kitab Ittihafus Saddatil Muttaqin karangan Syaikh Murtadho az-Zabidi yang merupakan syarah dari kitab Ihya Ulumiddin karang Imam al-Ghazali,يأتي على الناس زمان يكون أفضل علمهم فيه الصمت وأفضل أعالهم النوم هذا لدخول المشكلات في الكلام وخروج الإخلاص من الأعمال“Akan datang pada manusia suatu masa ketika keutamaan ilmu bagi mereka orang awam yaitu dengan diam dan keutamaan amal bagi mereka dengan tidur. Hal ini dikarenakan banyaknya orang yang berbicara tetapi asal-asalan penuh kemuskilan dan hilangnya ikhlas dalam beramal.”Wallahu a’lam.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID -HHQxKZQwy5wHvoY1flG-LgP0KsmG88SD0ETOIKUTSfboF5RZa7qBg==
kisah perjalanan spiritual para wali allah